JURNAL HERBAL INDONESIA
http://jurnal.uit.ac.id/JHI
<p><strong><em>Jurnal Herbal Indonesia</em></strong> merupakan jurnal ilmiah farmasi yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur. Jurnal ini merupakan jurnal kedua yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur setelah <em>Majalah Farmasi Nasional </em>(<em>MFN</em>). Jurnal ini terbit mulai Juli tahun 2019 dengan <strong><em>p-ISSN xxxx-xxxx dan e-ISSN xxxx-xxxx. </em></strong>Jurnal Herbal Indonesia terbit dua kali setahun yaitu bulan Juli dan Bulan Januari.</p>Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timuren-USJURNAL HERBAL INDONESIA0000-0000The Uji Efektivitas Antinflamasi Beberapa Sediaan Herbal Obat Nyeri Terhadap Mencit (Mus musculus)
http://jurnal.uit.ac.id/JHI/article/view/626
<p>Telah dilakukan penelitian Uji Efektivitas Antiinflamasi Beberapa Sediaan Herbal Obat Nyeri Terhadap Mencit (<em>Mus musculus)</em>, dengan tujuan untuk mengujiefek anti inflamasi herbal obat nyeri terhadap mencit. Penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi atas 5 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit, kelompok kontrol diberi air suling, kelompok II, III, IV, dan V masing-masing diberi seduhan sediaan herbal obat nyeri merek A, B, danmerek C sebagai kelompok perlakuan. Dan untuk kelompok VI diberi suspensi Natrium diklofenak 0,02% b/v sebagai pembanding. Untuk induksi inflamasi terlebih dahulu telapak kaki mencit disuntikkan secara intraplantar dengan 0,05 ml larutan karagen dan diukur sebagai volume udemawal, kemudian dilanjutkan dengan pemberian seduhan sediaan herbal obat nyeri merek A, B, dan merek C masing – masing sebanyak 1 ml secara oral, volume udem diukur dengan alat platysmometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian seduhan sediaan herbal obat nyeri merek A, B, dan merek C memberikan efek antiinflamasi pada mencit. Efek penurunan volumen udem atau volume air raksa setelah pemberian sediaan herbal obat nyeri merek C tidak berbeda nyata dengan efek yang ditimbulkan suspensi natrium diklofenak 0,02% b/v sebagai kontrol positif.</p>Samsidar Usman
##submission.copyrightStatement##
2019-07-172019-07-171119The Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Suruhan (Peperomia Pellucida (L.) Kunth) Terhadap Larva Udang (Artemia Salina Leach)
http://jurnal.uit.ac.id/JHI/article/view/627
<p>Daun Suruhan (<em>Peperomia pellucida</em> (L.) Kunth) merupakan tumbuhan liar yang tersebar luas di setiap daerah di Indonesia dan biasa hidup ditempat teduh atau lembab. Secara empiris suruhan digunakan dalam pengobatan demam, penyakit perut, gangguan ginjal, obat abses, bisul jerawat, sakit kepala, mengurangi nyeri pada rematik dan rematik gout atau pengobatan luar lainnya. Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dengan metode BSLT (<em>Brine Shrimp Lethality Test</em>) menggunakan larva udang <em>Artemia salina</em> Leach. Penelitian ini bertujuanuntuk menentukan nilai LC<sub>50</sub><em>Artemia salina</em> Leach setelah pemberian ekstrak daun suruhan dan pada konsentrasi berapa ekstrak daun suruhan dapat memberikan kematian 50 % <em>Artemia salina</em> Leach. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rancangan dengan 8 perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak 1 ppm, 30 ppm, dan 60 ppm, 90 ppm, 120 ppm, 150 ppm, 180 ppm, kontrol negatif (Air laut). Data dianalisis dengan metode Reed and Muench dengan nilai LC<sub>50</sub> yang di dapat, yaitu 31,62 ppm. Dari hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa ekstrak daun suruhan berpotensi toksik sedang karena nilai LC<sub>50</sub>> 1 dan < 100.</p>Sri Widyastuti
##submission.copyrightStatement##
2019-07-172019-07-17111017The Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kaktus Pakis Giwang (Euphorbia milii Ch.Des Moulins) Kombinasi Basis Modifikasi PEG 4000 Dan PEG 400 serta Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus epidermis
http://jurnal.uit.ac.id/JHI/article/view/628
<p>Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan salep dari ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (<em>Euphorbia milii </em>Ch.Des Moulins) berdasarkan kombinasi basis modifikasi PEG 4000 dan PEG 400dan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap <em>Staphylococcus epidermis</em> sertauntukmengetahui stabilitas mutu fisik dari sediaan salep ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (<em>Euphorbia milii </em>Ch.Des Moulins) dengan kombinasi basis modifikasi peg 4000 dan peg 400 setelah diformulasikan dan setelah penyimpanan selama 1 bulan.Jenis penelitian yakni penelitian eksperimental laboratorium yang merupakan penelitian laboratorium.Hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwaekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (<em>Euphorbia milii </em>Ch.Des Moulins) dapat diformulasikan menjadi sediaan salep dengan kombinasibasis modifikasi PEG 4000 dan PEG 400<strong>. </strong>Sediaan salep ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (<em>Euphorbia milii </em>Ch.Des Moulins) kombinasi basis modifikasi PEG 4000 dan PEG 400 pada saat diformulasikan dan setelah penyimpanan memiliki aktivitas antibakteri terhadap <em>Staphylococcus epidermis </em>dengan zona hambat yang lebih besar dari basis, ekstrak maupun kontrol Na.CMC 1%.Kombinasi PEG 4000 dan PEG 400 berpengaruh terhadap stabilitas mutu fisik salep ekstrak daun Kaktus Pakis Giwang (<em>Euphorbia milii </em>Ch.Des Moulins) setelah diformulasikan, penyimpanan hari ke-15 maupun penyimpanan hari ke-30.</p>Suherman BDewi Isnaeni
##submission.copyrightStatement##
2019-07-172019-07-17111832The Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Temu Hitam (Curcuma Aeruginosa) Terhadap Peningkatan Imunoglobulin G (Igg) Pada Tikus Putih Jantan
http://jurnal.uit.ac.id/JHI/article/view/629
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang temu hitam (<em>Curcuma aeruginosa</em>) sebagai imunomodulator khususnya terhadap peningkatan imunoglobulin G (IgG) pada hewan uji tikus putih jantan. Berdasarkan hasil titer Imunoglobulin G (IgG) pada sumur mikrotitrasi dengan metode hemaglutinasi, menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol rimpang temu hitam yang paling bagus adalah konsentrasi 0,04% b/v dan 0,08% b/v karena terjadi penggumpalan hingga pada pengenceran tinggi 1/256 dengan tiga sampel serum darah tikus putih jantan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mujibur Rahman pada tahun 2016 juga menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0,08% b/v ekstrak etanol temu hitam bersifat sebagai imunomodulator. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu hitam (<em>Curcuma aeruginosa</em>) dengan konsentrasi 0,04% b/v dan 0,08% b/v yang berpengaruh terhadap sistem imun khususnya pada peningkatan imunoglobulin G (IgG).</p>Suriani Suriani
##submission.copyrightStatement##
2019-07-172019-07-17113342The Uji Efek Analgetik Ekstrak Akar Binasa (Plumbago indica L) Asal Kabupaten Sidenreng Rappang Terhadap Mencit Dengan Metode Writhing Reflex Test
http://jurnal.uit.ac.id/JHI/article/view/630
<p>Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahuiefek analgetik dan konsentrasiekstrak akar binasa yang berkhasiat sebagai analgetik terhadap mencit. Penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit yang dibagi dalam 5 kelompok yang masing-masing adalah kontrol negatif Na. CMC, ekstrak akar binasa 1% b/v, 3% b/v, 5% b/v, dan asam mefenamat. Efek analgetik ekstrak akar binasa dilakukan dengan metode induksi kimia yaituPeritoneal test<em> (</em><em>writhing reflex test)</em>. Metode<em>writhing reflex test</em> digunakan untuk pengujian analgetik non narkotik. Prinsip metode ini adalah mengamati jumlah geliat pada mencit yang terjadi akibat pemberian induksi asam asetat 0,5% v/v dengan pemberian secara intra peritoneal (IP). Larutan asam asetat ini digunakan sebagai pemicu nyeri yang berupa geliat pada mencit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar binasa 1%, 3% dan 5% b/v menunjukkan efek analgetik pada mencit. Ekstrak akar binasa pada konsentrasi 5% b/v menunjukkan efek analgetik paling efektif, tetapi efeknya masih lebih kecil dibandingkan pemberian pembanding asam mefenamat 0,2% b/v pada taraf α 0,05</p>Zulkifli Zulkifli
##submission.copyrightStatement##
2019-07-172019-07-17114349