UJI TOKSISITAS LD50 EKSTRAK DAUN PLETEKAN (Ruellia tuberosa L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus)
Abstract
Daun Pletekan (Ruellia tuberosa L.) secara empiris telah digunakan untuk pengobatan sebagai diuresis, antidiabetik, antihipertensi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi berapa yang dapat menimbulkan efek toksik pada hewan uji Mencit (Mus musculus). Pada penelitian ini mencit yang digunakan yaitu 50 ekor kemudian diberikan ekstrak daun pletekan secara oral dengan dosis 10%b/v, 15%b/v, 20%b/v, 25%b/v, 30%b/v. Sediaan uji diberikan secara oral dengan hanya satu kali pemberian pada awal masa penelitian. Jumlah kematian pada hewan uji pada konsentrasi 10%b/v dan 15%b/v tidak mengalami kematian, sedangkan pada konsentrasi 20%b/v yaitu 1 ekor hewan uji dengan persen kematian 4,5% dan pada konsentrasi 25%b/v yaitu 2 ekor hewan uji dengan persen kematian 20%. Jumlah kematian tertinggi terdapat pada konsentrasi 30%b/v yaitu 6 ekor dari 10 ekor hewan uji dengan persen kematian 69,23 %. Nilai LD50 dengan menggunakan metode reed- muench yaitu 13,48 g/kg BB dan termasuk dalam kategori Sedikit toksik berdasarkan kreteria Loomis (1978).
References
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1979. Farmakope Indonesia. Ed. 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal 9,12
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal 63
Frank C.L, 2010. Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko, Edisi kedua. UIPress. Jakarta. Hal : 85- 98
Harmita, Maksum Radji, 2008. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi 3. Buku Kedokteran. Jakarta. Hal : 42-66
Karno, 2011. Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Balai besar penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional : Jawa Tengah. Hal : 40-41
Malole, M.B.M, dan Pramono., C.S.U, 1989. Penggunaan Hewan-Hewan di Laboratorium, Penelaah Masduki parta dirja, Departemen Pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB, Bogor, Bandung. Hal 94,103
Manikandan A, Doss Victor Arokia, 2010. Effect of 50% Hydroethanolic Leaf Extracts of Ruellia tuberosa L. and Dipteracanthus patulus (Jacq) on Non-enzymic Antioxidants and other Biochemical parameters in liver, Kidney, Serum of Alloxan Induced Diabetic Swiss Albino Rats. Department of Biochemistry,PSG college of Arts and Science. Vol 2 (3), 2010, 190-201
Nurcahyanti .E, 2014. Kitab Herbal Nusantara. Jendela sehat : Jakarta Selatan. Hal 84
Priyanto, 2010. Toksikologi, mekanismee, terapi, antidotum, dan penilaian risiko. Leskonfi (Lembaga studi dan konsultasifarmakologi) : Depok Jawa Barat. Hal : 69.
Steenis, C.G.G.J. 1972. Flora untuk Sekolah Indonesia. Cetakan IV. PT. Adnya paramita. Jakarta. Hal : 382
Tanri, 2013. Mencit (Mus musculus) dan Klasifikasinya. (Online). http://www.biologisel. com/2013/10/mencit-musmusculus- danklasifikasinya. html?m=1 Diakses
pada tanggal 2 April 2016 18.30 WITA
Tjitrosoepomo G, 2010. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada university – Press : Yogyakarta. Hal : 319, 352, 371
Turner R.A., 1965. Screening Methods in pharmacology. Academic press, New York, hal 61-63
Ullah. et.al, 2011. Hypoglicemic Activity of Ruellia tuberosa Linn (Acanthaceae) in normal and Alloxan-induced diabetik Rabbits. Iranian Journal of pharmaseutical
Sciences Spring 2011 : 7(2) :107- 115.
Winarsi .H, 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan. Kanisius : Yogyakarta. Hal: 177