Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Lotion Kombinasi Beras (Oryza sativa L) Dan Temulawak (Curcuma xanthorhizza Roxb)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menformulasi sediaan lotion dari kombinasi beras (Oryza sativa L) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan menentukan efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Propionebacterium acnes. Penelitian ini dibuat dalam tiga formulasi dengan kombinasi konsentrasi beras dan temulawak yaitu FI sebagai kontrol negatif, FII (10%+5%), FIII(15%+7,5%), FIV (20%+10%) dan FV sebagai kontrol positif. Pengukuran efektivitas sediaan dengan menggunakan metode sumuran. Hasil uji daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa zona hambatan rata-rata yang terbentuk untuk FI, FII, FIII,FIV dan FV berturut-turut adalah 7,23 mm, 11,83 mm, 13,03 mm dan 14,93mm dan 35,8 mm. Pada Propionibacterium acnes menunjukkan bahwa zona hambatan rata-rata yang terbentuk untuk FI, FII, FIII,FIV dan FV berturut-turut adalah adalah 6,37 mm, 10,77 mm, 11,93 mm, 14,57 mm dan 26,7 mm. Hasil uji analisis of variant (ANOVA) menunjukkan peningkatan diameter zona hambatan seiring kenaikan konsentrasi dimana FIV (20%+10%) memiliki nilai rata-rata zona hambat paling besar pada Stapyhlocaoccus aureus dan Propionibacterium acnes.
References
Brooks, G.F, Butel, J.S, Morse, S.A.2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.
BPOM RI, 2010. Kosmetik Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 tentang Kriteria Dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika. Jakarta.
Damayanti, M. 2014. Uji Efektivitas Larutan Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes secara in vitro. [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Pustaka Bunda. Jakarta.
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Hayati, K. 2009. Efek Antibakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang diisolasi Dari Denture stomatis (Penelitian in vitro). Universitas Sumatra Utara: Medan.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 2. Jakarta.
Kusuma S.A.F. 2009. Staphylococcus aureus. UniversitasPadjadjaran: Jatinangor.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Erlangga : Jakarta.
Rukmana. R. 2006. Temulawak Tanaman Rempah dan Obat. Kanisius. Yogyakarta.
Rangotwat, A. dkk. 2016. Formulasi dan Uji Antibakteri Sediaan Losio Ekastrak Metanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas Pior) Terhadap Bakteri Staphylococcuas aureus.[Skripsi]. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Sam, J.S., 2010. Formula Dasar Kosmetika. Jakarta.
Sameng, W. 2013. Formulasi Sediaan Sabun Padat Sari Beras (Oryza sativa) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus epidermidis [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.
Tjay, T.H, dan Rahardja, K. 2010, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Thayyarah, N. 2013. Buku Pintar Sains Dalam Al-Quran. Zaman. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan: Spermatuphyta. UGM Press. Yogyakarta.
Ulaen, S.P.J, dkk. 2012. Pembuatan Salep Anti Jerawat dari Ekastrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). [Jurnal]. Poltekes Kemenkes. Manado.
Waluyo lud, 2013.Teknik dan metode dasar dalam mikrobiologi.Universitas Muhamadiyah malang.